Position Sizing: Cara Bikin Akun Forex Kamu Tetap Bernapas (Walau Ego Pingin Lot Jumbo)
“Pengen cepat kaya? Pakai lot segede galon.” — kata siapa pun yang akunnya suka misterius menghilang.
Kalau kamu masih hobi buka posisi pakai feeling, ya wajar kalau saldo akunmu suka cosplay jadi angka nol. Solusi boring tapi menyelamatkan? Position sizing. Ini seni menentukan ukuran posisi yang waras, biar satu keputusan sotoy tidak langsung men-trigger ritual deposit dadakan.
Apa Itu Position Sizing? (Versi Anti Migren)
Secara sederhana, position sizing adalah menentukan berapa banyak unit yang kamu beli/jual pada setiap trade agar risiko per trade tetap dalam batas nyaman. Bukan soal keliatan keren pakai lot besar, tapi soal survive cukup lama untuk mengizinkan strategi yang bagus bekerja.
Bayangkan punya sabuk pengaman di mobil. Kamu bisa ngebut, tapi sabuknya memastikan ketika ada hal buruk, kamu masih bisa turun sendiri, bukan diturunkan.
Kenapa Penting? Karena Market Tidak Punya Perasaan
Market itu dingin; ia tidak peduli target bulananmu, challenge prop firm-mu, apalagi janji manis “ini terakhir kalinya aku overlot”. Dengan ukuran posisi yang kebesaran, pergerakan beberapa pip saja bisa bikin ekuitasmu lari maraton ke bawah. Dengan ukuran posisi yang tepat, sebuah loss hanyalah biaya tiket — bukan biaya pemakaman akun.
- Trade terlalu besar = amplifikasi emosi. Naik dikit senyum; turun dikit panik. Puncaknya? Cut loss di bawah & FOMO masuk lagi di atas.
- Trade terlalu kecil = kamu aman, tapi tidak berkembang. Namanya bukan trading, itu donasi spread.
- Trade pas = tidur nyenyak, keputusan bening, ekspektasi realistis. Selamat, kamu trader, bukan penjudi dengan chart sebagai background.
Rumus Singkat untuk Otak yang Malas (Tapi Serius Ini Penting)
Formula inti position sizing (versi umum):
Position size (unit) = (Account Risk) / (Trade Risk)
di mana:
• Account Risk = Persentase risiko per trade × saldo akun
• Trade Risk = Jarak stop loss (dalam pip atau harga) × nilai per pip (pip value) atau nilai per tick
Kalau kamu trading major pair dengan USD sebagai quote currency (mis. EUR/USD), aturan praktis: satu standard lot (100.000 unit) ≈ $10 per pip, mini lot (10.000) ≈ $1/pip, micro lot (1.000) ≈ $0,10/pip. Untuk cross atau pair yang quote-nya bukan USD (mis. GBP/JPY) atau simbol komoditas (XAU/USD), pip value berbeda — cek lagi di spesifikasi simbol broker atau pakai kalkulator posisi.
Contoh Perhitungan yang Nggak Bikin Pundak Krempeng
Contoh 1 — EUR/USD (Akun USD), Risiko 1%
- Saldo akun: $1.000; Risiko/Trade: 1% ⇒ $10.
- Stop loss: 25 pip ⇒ kamu hanya boleh rugi $10 jika kena SL.
- Uang per pip yang “boleh” hilang: $10 / 25 = $0,40 per pip.
- Konversi ke lot: $0,40 per pip = 0,04 mini lot = 4 micro lot = 0,004 standard lot ⇒ sekitar 4.000 unit.
Gampang, kan? Tidak ada alasan overlot — cuma alasan “ego saya bising”.
Contoh 2 — GBP/JPY (Akun USD), Risiko 2%
Pepatah: “Semua pip itu sama.” Realitanya: tidak. Pair JPY punya ukuran pip berbeda (dua desimal), dan pip value perlu konversi ke USD. Strateginya:
- Tentukan saldo & risiko. Misal saldo $2.500; risiko 2% ⇒ $50.
- Tentukan stop loss. Misal 40 pip.
- Hitung pip value. Cara praktis: pakai kalkulator position size; atau pakai rumus pip value dan konversi pakai kurs JPY→USD.
- Hitung lot: $50 / (pip value × 40). Hasil akhirnya mungkin “aneh” (mis. 0,18 lot). Itu wajar; yang penting risikomu pas.
Catatan: kalau malas ngitung, pakai kalkulator. Malas itu berkah jika membuatmu akurasi meningkat.
Contoh 3 — XAU/USD (Emas), Risiko 0,5%
Emas itu suka bikin bingung: ada “point”, ada “tick”, dan contract size yang (biasanya) 100 troy oz per 1,00 lot. Aturan aman:
- Tanya ke broker: tick size (umum: $0,01), tick value, dan contract size.
- Kalau 1,00 lot = 100 oz dan harga bergerak $1, maka P/L ≈ $100. Artinya $0,10 gerak ≈ $10 per 1 lot. Cocokkan dengan spesifikasi broker.
- Kalikan dengan lot dan jarak SL untuk memastikan risiko tidak lebih dari persentase yang kamu tentukan.
Prinsipnya sama: hitung dulu, masuk belakangan. Jangan kebalik.
Aturan Main yang Masuk Akal (Biar Nggak Jadi Meme)
- 1%–2% per trade itu bukan dogma, tapi pagar. Pemula biasanya aman di 1%. Seiring konsistensi meningkat, kamu bisa kalibrasi sendiri — bukan meloncat ke 10% hanya karena “lagi hoki”.
- SL dulu, baru lot. Besarnya lot bergantung pada jarak SL, bukan sebaliknya.
- Volatilitas beda, lot beda. Pasar lagi heboh? Kecilkan lot, atau lebarkan SL + kecilkan lot (risiko $ tetap).
- Hindari korelasi dobel. Sudah buy EUR/USD, jangan tebak-tebakan tambah buy GBP/USD “biar rame”. Itu sebenarnya satu ide yang sama — risiko totalmu membengkak.
- Jangan “pindah tiang gawang”. SL digeser supaya “nggak kehajar” = kamu bukan sedang mengelola risiko, kamu sedang menunda takdir.
Psikologi di Balik Lot Kebablasan (Mari Jujur Dulu)
Overlot jarang murni karena serakah. Sering kali, itu demi memvalidasi diri: “Kalau aku menang besar, berarti aku hebat.” Sayangnya, otak manusia lebih sakit waktu rugi daripada senang waktu untung. Hasilnya? Balas dendam, tambah lot, tambah kacau. Obatnya bukan indikator baru, tetapi menyepakati batas risiko yang kamu patuhi meski hati lagi drama.
Checklist jujur sebelum entry:
- Kalau skenario salah dan SL kena, aku tetap bisa tidur?
- Ukuran posisi ini konsisten dengan rencana dan jurnal sebelumnya?
- Ada korelasi dengan posisi lain? Total risiko portofolio masih sehat?
- Aku masuk karena setup atau karena FOMO?
Cara Praktis Menentukan Position Size (Langkah demi Langkah)
- Tentukan risiko per trade (mis. 1% dari saldo).
- Tentukan SL berbasis logika (struktur market/ATR/level invalidasi), bukan berbasis “biar lot-nya gede”.
- Hitung pip/tick value untuk instrumenmu (ingat perbedaan pair JPY, komoditas, indeks).
- Hitung lot/unit = Risiko $ / (SL × pip value).
- Cek biaya (spread/komisi) agar R:R tidak diam-diam jadi 0,7:1.
- Cek korelasi — jangan double-down ide yang sama lewat pair beda.
- Masuk pasar, lalu biarkan rencana bekerja. Tugasmu bukan mengutak-atik order tiap 3 menit.
Scaling, Volatilitas, dan Dinamika Ukuran
Scaling in/out itu sah selama tujuannya mengelola risiko, bukan menunda rasa sakit. Misalnya:
- Scaling in terencana: pecah entry jadi 2–3 bagian di area yang sama; total risiko tetap 1%.
- Scaling out pada posisi hijau: kunci sebagian profit, geser SL ke break-even setelah struktur mengonfirmasi.
- Volatilitas naik (rilis data, sesi NY meledak)? Lebarkan SL sesuai ATR dan kecilkan lot agar $-risk tetap.
Kesalahan Populer yang Bikin Akun Tipis (Tolong Jangan Ditiru)
- Lot dulu, SL belakangan. Ini resep klasik menuju “akun wisata edukasi”.
- Ignore pip value di pair non-USD/JPY/komoditas. Hasilnya, risiko bisa 3× dari yang kamu kira.
- Menambah posisi saat merah tanpa rencana (martingale refleks). Ini bukan manajemen posisi; ini bentuk penyangkalan.
- Korelasi: buka 4 posisi yang intinya sama. Ketika salah, rugi berlipat; ketika benar, profit terasa “biasa saja” karena kamu buru-buru tutup kecil-kecil.
- Ubah SL jadi “mental SL”. Market tidak membaca niat baikmu.
Template Hitung Manual (Bisa Kamu Tempel di Jurnal)
1) Tentukan risiko per trade (%): _______
2) Saldo akun sekarang: $_______
3) Account Risk ($) = (1) × (2) = $_______
4) Rencana SL (pip/tick): _______
5) Pip/Tick value per 1 lot: $_______
6) Trade Risk per 1 lot = (4) × (5) = $_______
7) Lot/units = (3) / (6) = _______ lot (≈ _______ unit)
8) Cek biaya (spread+komisi): pengaruh ke R:R? _______
9) Korelasi portofolio: total risiko <= X%? _______
FAQ Singkat Biar Nggak Overthinking
“Kalau confidence lagi tinggi, boleh dong naikkan risiko?”
Boleh kalau confidence itu lahir dari data (win rate, edge tervalidasi), bukan karena baru profit dua kali berturut-turut. Naikkan perlahan, ukur dampaknya.
“Fixed 1% itu wajib?”
Tidak. Itu pagar awal. Beberapa trader pakai 0,5% saat volatilitas liar; sebagian naik ke 1,5%–2% saat kondisi sangat selaras dengan edge mereka. Kuncinya: konsistensi & rasional.
“Kapan aku tahu ukuran posisiku ‘pas’?”
Ketika loss terasa “ya sudah”, bukan “dunia runtuh”. Kalau satu SL bikin kamu ingin mengganti strategi, timeframe, indikator, dan profesi, ukuran posisimu kebesaran.
Kesimpulan: Ukuran Itu Penting (Di Trading)
Position sizing adalah alat paling sederhana yang dampaknya paling besar terhadap umur akunmu. Ia bukan fitur mewah, bukan indikator eksotis, melainkan cara kamu berkata pada market: “Ambil segini saja kalau aku salah; sisanya aku butuh buat besok.”
Jadi, sebelum klik Buy/Sell berikutnya, lakukan ritual singkat: tentukan SL, hitung pip value, turunkan lot sampai risiko sesuai pagarmu. Kamu mungkin tidak terlihat “wah” di screenshot, tapi akunmu akan terasa sehat di jangka panjang.
Dapatin lebih banyak bahan trading yang pedas tapi bergizi ala INVEZTO — tips psikologi, risk management, sampai breakdown sistem trading — follow semua sosial media INVEZTO. Biar tiap kali kamu hampir overlot, ada notifikasi yang mengingatkan, “Hei, jangan jadi legenda MC lagi.”




