Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 05 Nov, 2025

Neuro-symbolic Trading Systems: Kombinasi Aturan & Neural Network

Neuro-symbolic Trading Systems: Kombinasi Aturan & Neural Network

Sistem Neuro-Simbolik di Trading Otomatis — Ketika “Otak” Tradisional Bertemu Jaringan Saraf

Bayangkan kalau algoritma tradingmu punya dua sisi: aturan klasik yang bisa kamu pahami (misalnya pola “double top”) dan neural network yang bisa menangkap nuansa pasar yang sulit dijabarkan dengan aturan saja. Itulah ide dasar sistem neuro-simbolik: kerangka simbolis sebagai rangka, dan otot neural sebagai fleksibilitas adaptif.

Banyak trader (termasuk saya) pernah menghadapi dilema: logika aturan menghasilkan false signal, sedangkan neural network menghasilkan sinyal hebat tapi keputusan “mengalami blackout” (tak bisa dijelaskan). Kombinasikan keduanya, dan kamu punya sistem yang setengah manusia, setengah AI. Yuk kita bongkar bagaimana penulis merealisasikannya dengan Python dan bagaimana keunggulan dari pendekatan hibrid ini.

Komponen Simbolik: Pola & Statistik sebagai Kerangka Tafsir

Representasi Pola dalam Bentuk Simbolik

Dalam metode simbolik, penulis mengkode gerakan harga sebagai urutan biner (1 = naik, 0 = turun). Misalnya [1, 1, 0, 1, 0] adalah mini­tren yang bisa dianalisis sebagai pola.

Setiap pola mendapat tiga statistik penting:

  1. Frekuensi — jumlah kemunculan pola.
  2. Win rate — frekuensi keberhasilan prediksi berdasarkan pola.
  3. Reliabilitas — metrik gabungan: frekuensi × win rate × penalti jika win rate terlalu ekstrem.

Pola terlalu “sempurna” bisa jebakan statistik — pendekatan reliabilitas membantu kita menghindari hal itu.

Horizon Prediksi & Variabilitas Pola

Penulis menggunakan parameter forecast_horizon (misalnya 6 bar ke depan) sebagai batas prediksi pola. Panjang pola (5–8 bar) dipilih agar tidak terlalu pendek (noisy) dan tidak terlalu panjang (jarang muncul).

Komponen Neural: Arsitektur Jaringan & Input Fitur

Mengapa LSTM & Struktur Hybrid

Jaringan LSTM digunakan karena kemampuannya memahami keterkaitan waktu jangka panjang. Struktur arsitektur:

  • Dua layer LSTM (256 & 128 unit) dengan dropout antar layer.
  • Dense layer ReLU + output sigmoid (klasifikasi).

Arsitektur dikompilasi dengan Adam optimizer dan binary crossentropy loss, serta metrik precision, recall, akurasi.

Penulis juga menilai bahwa model terlalu rumit dapat kehilangan interpretabilitas — jadi kesederhanaan adalah keunggulan dalam konteks trading.

Enrichment Input: Pola Simbolik + Fitur Pasar

Input ke jaringan mencakup:

  • Fitur dasar: close, volume, RSI, MACD, Bollinger Bands, dll.
  • Statistik pola: win rate, frekuensi, reliabilitas.
  • Fitur pasar: ATR (volatilitas), ADX (kekuatan tren), fase pasar.

Dengan kombinasi ini, jaringan dapat memahami konteks teknikal + pola historis. Penulis juga menangani data yang hilang (NaN) agar input tetap valid.

Mekanisme Pengambilan Keputusan & Arsitektur Hybrid

Alur Keputusan — Neural + Pola Simbolik

  1. Prediksi probabilitas dari neural network.
  2. Ekstraksi pola aktif berdasarkan kondisi terkini.
  3. Periksa konsistensi sinyal (minimal 60 % pola searah dengan prediksi).
  4. Hitung confidence gabungan (NN & pola statistik).
  5. Jika semua syarat terpenuhi → keluarkan TradingSignal (arah, ukuran, confidence, pola).

Syarat Dasar & Validasi Sinyal

  • Skip trading jika spread terlalu besar atau volatilitas tidak ideal.
  • Skip jika jam trading tidak valid.
  • Gunakan _signals_aligned untuk memeriksa persetujuan antara pola dan prediksi.
  • Confidence dihitung lewat bobot (misalnya 70 % prediksi NN + 30 % pola statistik).

Keunggulan & Tantangan Sistem Neuro-Simbolik

Keunggulan

  • Transparansi: aturan simbolik membantu pemahaman keputusan.
  • Adaptabilitas: neural network menangkap pola sulit dirumuskan aturan.
  • Redundansi: sinyal hanya dieksekusi bila ada konsensus.
  • Sederhana tapi efektif: menghindari kompleksitas berlebihan.

Tantangan & Batasannya

  • Biaya data & komputasi tinggi.
  • Risiko bias atau kebocoran saat pola digunakan sebagai input & validator.
  • Parameter tuning (threshold, bobot, arsitektur) perlu eksperimen.
  • Adaptasi ketika pasar berubah gaya.

Kesimpulan 

Menggabungkan pola klasik dengan neural network bukan sekadar eksperimen atau pamer teknologi — ini langkah strategis agar sistem trading tak hanya “tegas” tetapi juga “cerdas”. Dalam pengujian, sistem neuro-simbolik sering mengungguli pendekatan murni aturan atau murni ML.

Keunggulan utamanya: **interpretabilitas + fleksibilitas**, dua syarat yang sering dilupakan di dunia trading auto. Jika kamu tertarik tahu bagaimana sistem ini diuji di dunia nyata, mendapatkan kode Python/MQL5-nya, atau ikut bereksperimen versi live-nya, **follow akun sosial media INVEZTO**. Di sana saya berbagi insight, kode, dan diskusi strategi agar kamu bisa melangkah lebih dari sekadar penonton — menjadi pelaku yang punya sistem. 🚀

You may also like

Related posts