Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali melemah pada awal sesi Asia hari Kamis (3/7/2025), diperdagangkan di sekitar $66,40 per barel. Pelemahan ini terjadi setelah laporan mengejutkan menunjukkan peningkatan signifikan dalam stok minyak mentah AS, memicu kekhawatiran atas permintaan energi di tengah ketidakpastian global.
Laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) mencatat bahwa:
Kenaikan ini menjadi sinyal bahwa permintaan domestik di AS mungkin mulai melambat, yang memberi tekanan tambahan pada harga minyak.
Di tengah tekanan ini, fokus pasar juga mengarah ke pertemuan OPEC+ mendatang, di mana negara-negara produsen minyak utama akan membahas:
Keputusan OPEC+ akan sangat krusial dalam menentukan arah harga minyak dalam jangka pendek. Jika output dinaikkan, ini berpotensi menambah tekanan pada harga WTI.
Sementara itu, faktor geopolitik belum sepenuhnya mereda:
Jika ketegangan meningkat kembali, kekhawatiran terhadap gangguan pasokan minyak dari kawasan Teluk bisa kembali memicu reli harga.
Data penting berikutnya adalah laporan ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Juni, yang akan dirilis malam ini. Data ini bisa menentukan arah kebijakan moneter The Fed.
Jika NFP lemah → peluang pemangkasan suku bunga meningkat → aktivitas ekonomi naik → permintaan minyak naik
Sebaliknya, data yang terlalu kuat dapat mengurangi peluang rate cut dan menahan pergerakan harga minyak.
Harga WTI menghadapi tekanan dari:
Bagi trader, situasi ini membuka peluang dari volatilitas tinggi yang bisa dimanfaatkan melalui strategi jangka pendek maupun hedging berbasis komoditas.
📉 SIGNAL XAU/USD – 3 JULI 2025 (Puk...
Harga emas dunia mempertahankan momentum...
📉 Analisa Teknikal USD/JPYHarga Terki...
📈 Analisa Teknikal AUD/USDHarga Terki...