Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 19 Aug, 2025

Pasar Kripto Melemah: Koreksi Bitcoin Berpotensi Hanya Sementara

Pasar kripto kembali mengalami tekanan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) hari ini melemah, namun sejumlah indikator teknikal dan fundamental menunjukkan bahwa koreksi ini kemungkinan hanya bersifat sementara dan bisa membuka jalan menuju level yang lebih tinggi.

Kapitalisasi Pasar Kripto Turun

Berdasarkan data Coinmarketcap pada Selasa (19/8/2025) pagi, kapitalisasi pasar kripto global anjlok 1,73% menjadi US$ 3,94 triliun dalam 24 jam terakhir.

Performa beberapa aset kripto utama tercatat negatif:

  • Bitcoin (BTC) turun 1,31% ke US$ 116.479 (Rp 1,88 miliar, kurs Rp 16.218).
  • Ethereum (ETH) jatuh 3,85% ke US$ 4.344.
  • Binance Coin (BNB) turun 0,35% ke US$ 855.
  • Solana (SOL) merosot 4,53% ke US$ 184.
  • XRP melemah 1,29% ke US$ 3,07.
  • Dogecoin (DOGE) anjlok 5,12% ke US$ 0,22.

Sebelumnya, BTC sempat menyentuh level terendah 11 hari di US$ 114.755 pada Senin (18/8/2025), memicu pertanyaan apakah reli besar Bitcoin sudah berakhir. Namun, analisa teknikal justru memperlihatkan tanda-tanda pemulihan jangka pendek.

Empat Indikator Kunci: Sinyal Koreksi Sementara

1. Derivatif Bitcoin (Opsi & Skew)

Data opsi Bitcoin menunjukkan skew mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Skew normalnya bergerak di kisaran -6% hingga +6%, namun saat permintaan opsi proteksi (put options) meningkat, angka ini menembus ke atas zona netral.

Sejarah membuktikan, lonjakan skew sering kali diikuti oleh reli cepat.

  • 5 Agustus: Skew naik → BTC reli US$ 9.657 hanya dalam enam hari.
  • 9 April: BTC jatuh ke US$ 74.587, skew mencapai 13% → harga pulih US$ 11 ribu lebih tinggi dalam waktu singkat.

Artinya, peningkatan skew saat ini bisa menjadi pertanda fase rebound.


2. Aliran Dana ke Spot Bitcoin ETF

Investor sempat khawatir setelah dana masuk ke spot Bitcoin ETF berhenti pada Jumat lalu. Bahkan, ada outflow sebesar US$ 1,45 miliar antara 31 Juli – 5 Agustus, yang sempat menekan BTC ke US$ 112 ribu.

Namun, koreksi ini hanya moderat (-6%), menunjukkan pasar masih stabil. Dengan nilai pasar ETF Bitcoin mencapai US$ 152 miliar, arus masuk/keluar sebesar 1% masih tergolong normal.

Lebih penting lagi, volatilitas Bitcoin kini relatif rendah. Terakhir kali BTC bergerak lebih dari 12% dalam 72 jam adalah pada 7 April. Hal ini menandakan struktur pasar saat ini lebih terkendali.


3. Posisi Trader Besar (Whales)

Data dari Binance dan OKX memperlihatkan bahwa trader besar tidak terburu-buru menutup posisi long mereka.

Meskipun rasio long-to-short sempat turun di akhir pekan lalu, kini indikator kembali stabil. Hal ini menandakan bahwa pelaku besar justru menunggu harga di level lebih rendah (sekitar US$ 112 ribu) untuk kembali menambah posisi, bukan meninggalkan pasar sepenuhnya.


4. Pasar Stablecoin (USDT) di China

Stablecoin sering digunakan sebagai indikator sentimen ritel.

  • Biasanya, saat pasar optimis, stablecoin diperdagangkan premium 2% di atas kurs resmi USD.
  • Sebaliknya, saat panik, terjadi diskon di atas 0,5%.

Saat ini, USDT diperdagangkan dengan diskon 0,8% di China. Artinya, ada tekanan ringan, namun tidak meningkat sejak Jumat lalu. Stabilitas ini menunjukkan bahwa kepanikan pasar masih terkendali.


Kesimpulan: BTC Masih Punya Ruang Pulih

Kombinasi dari empat indikator utama – derivatif Bitcoin, arus ETF, posisi trader besar, dan sentimen stablecoin – semuanya mengarah pada satu kesimpulan: koreksi Bitcoin kali ini kemungkinan hanya bersifat sementara.

Level US$ 114.755 berpotensi menjadi titik bottom jangka pendek, sebelum BTC kembali mencoba menembus US$ 120.000 dalam beberapa pekan ke depan.

Bagi investor jangka panjang, volatilitas saat ini justru bisa dilihat sebagai peluang akumulasi. Namun, tetap perlu dicatat bahwa dinamika pasar kripto sangat cepat berubah, sehingga manajemen risiko wajib menjadi prioritas utama.

You may also like

Related posts