Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 12 Aug, 2025

Pasar Kripto Melemah, Bitcoin Tertekan Profit Taking Menjelang Rilis Data Inflasi AS

Pasar kripto mengalami pelemahan dalam 24 jam terakhir, seiring aksi ambil untung (profit taking) investor menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan memicu volatilitas harga.

Berdasarkan data CoinMarketCap, Selasa (12/8/2025) pukul 05.45 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 0,93% menjadi US$ 3,93 triliun.

Bitcoin (BTC), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, melemah 0,2% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 118.727 per koin atau setara Rp 1,93 miliar (kurs Rp 16.306). Sebelumnya, BTC sempat mendekati rekor tertinggi baru di US$ 122.200 sebelum terkoreksi.

Kripto utama lainnya juga ikut melemah:

  • Ethereum (ETH) turun 0,42% menjadi US$ 4.214
  • XRP anjlok 1,48% ke US$ 3,13
  • Binance Coin (BNB) terkoreksi 0,32% menjadi US$ 801
  • Solana (SOL) merosot 4,72% ke US$ 174
  • Dogecoin (DOGE) tertekan 4,62% ke US$ 0,22

Menurut laporan CoinDesk, koreksi ini dipicu oleh aksi profit taking setelah reli Bitcoin di akhir pekan yang meninggalkan gap pada perdagangan berjangka CME — yang hanya aktif di hari kerja — antara penutupan Jumat di US$ 117.430 dan pembukaan Senin di US$ 119.000. Secara historis, harga cenderung mundur untuk menutup gap tersebut.

Fokus pasar pekan ini tertuju pada rilis Consumer Price Index (CPI) AS hari ini, disusul Producer Price Index (PPI) pada akhir pekan. Tim analis Bitfinex menilai laporan inflasi tersebut dapat menjadi penentu arah pergerakan BTC dalam jangka pendek.

“Dengan sensitivitas pasar terhadap data makro yang tinggi, trader perlu bersiap menghadapi peningkatan volatilitas dan potensi penurunan menuju US$ 110 ribu dalam waktu dekat,” tulis tim analis Bitfinex.

Analis juga memperkirakan pergerakan harga akan tetap berada dalam rentang naik-turun (range bound), seiring harga BTC yang berfluktuasi di sekitar harga beli investor baru. Kondisi ini membuat sentimen pasar mudah berubah drastis setiap kali data ekonomi penting dirilis.

You may also like

Related posts