
Pasangan mata uang NZD/USD bergerak melemah mendekati level 0,5950 pada awal perdagangan sesi Asia, Senin (11/8/2025). Pelemahan Dolar Selandia Baru (NZD) terhadap Dolar AS (USD) terjadi di tengah kekhawatiran berlanjutnya deflasi di Tiongkok, mitra dagang utama Selandia Baru.
Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juli tidak berubah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, setelah pada Juni naik tipis 0,1%. Angka ini berada di bawah konsensus yang memperkirakan penurunan 0,1%. Meski inflasi berhasil keluar dari tren penurunan empat bulan pada Juni, data terbaru menunjukkan tekanan harga masih lemah. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (IHP) mengalami kontraksi 3,6% pada Juli, melanjutkan periode deflasi pabrik selama 34 bulan berturut-turut.
Pelaku pasar juga memantau perkembangan perundingan perdagangan AS–Tiongkok menjelang tenggat waktu gencatan senjata tarif. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan Presiden Donald Trump kemungkinan akan memperpanjang tenggat waktu tersebut selama 90 hari. Pernyataan serupa disampaikan Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer, yang menegaskan kedua negara “bekerja menuju” kesepakatan perpanjangan.
Setiap perkembangan positif di meja perundingan berpotensi menopang NZD, mengingat mata uang ini kerap digunakan sebagai proksi sentimen ekonomi Tiongkok.
Di sisi lain, perhatian pasar kini tertuju pada rilis data inflasi AS bulan Juli yang akan dirilis Selasa. Konsensus memperkirakan IHK naik 2,8% secara tahunan (YoY), sementara IHK inti diproyeksikan naik 3,0%. Jika inflasi AS menunjukkan pelemahan, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) akan meningkat, sehingga dapat memberikan tekanan jual pada USD.
Neuro-symbolic Trading Systems...
Pahami Market Regime: Kenali M...
Kenapa Trader Harus Sadar Bahw...
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...