
Mari kita jujur: kalau trading itu gampang, semua orang sudah jadi sultan sekarang. Faktanya, mayoritas trader pemula malah jadi sponsor tetap broker alias penyumbang likuiditas. Kenapa? Karena banyak yang datang ke market dengan mimpi instan, bukan rencana matang.
Pemula biasanya berharap “deposit $100, tarik $10.000 dalam sebulan.” Pasar sih senyum aja, lalu kasih mereka hadiah margin call. Trading itu maraton, bukan sprint. Kalau kamu nggak tahan jangka panjang, jangan kaget kalau tumbang lebih cepat dari yang kamu kira.
Banyak pemula masuk pasar cuma karena lihat “harga lagi naik.” No plan, no entry rule, no exit strategy. Itu sama aja kayak nyemplung ke laut tanpa pelampung.
Ada yang trading dengan lot 1.00 padahal modal cuma $50. Ujungnya? Sekali loss = tamat. Money management itu pondasi, tapi sering di-skip karena dianggap ribet.
Pasar sideways? Pemula langsung cari “aksi” dengan klik buy/sell tiap 5 menit. Akhirnya bukan profit yang datang, tapi stress.
Trading sambil marah, trading sambil takut, trading sambil balas dendam. Kalau market bisa ngomong, mungkin dia bilang: “Makasi saldo gratisnya, Bro/Sis!”
Strategi itu banyak—Google aja ada ribuan. Tapi tanpa mindset yang waras, semua strategi bakal berakhir sama: hancur. Mindset yang benar = sabar, disiplin, dan rela rugi kecil demi jangka panjang.
Trader pemula gagal bukan karena pasar itu jahat, tapi karena mereka sendiri masuk dengan ekspektasi salah, manajemen risiko nol, dan mindset asal-asalan. Kalau kamu mau survive, mulai dengan disiplin, rencana jelas, dan kesadaran bahwa kerugian kecil itu bagian dari proses.
Mau lebih banyak insight sarkas tapi edukatif tentang dunia trading? Follow akun social media INVEZTO. Karena kalau kamu terus berharap kaya instan dari $50, yang kaya cuma broker—bukan kamu.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...