
Pasar kripto kembali melemah dalam 24 jam terakhir, sementara pasar saham Amerika Serikat (AS) justru mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru.
Kondisi ini menandakan adanya pergeseran minat investor dari aset kripto ke pasar saham yang sedang reli, terutama di sektor teknologi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Rabu (29/10/2025) pukul 06.18 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 1,19% menjadi US$ 3,81 triliun dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, rekor tertinggi Bitcoin (ATH) masih bertahan di US$ 126.223, yang tercatat pada 6 Oktober 2025.
Dikutip dari CoinDesk, harga Bitcoin (BTC) kembali tergelincir ke kisaran US$ 113 ribu, di saat bursa saham AS melonjak ke level tertinggi baru.
Aksi jual kembali menekan pasar kripto, sementara saham teknologi seperti Nvidia memimpin reli di Wall Street.
Indeks S&P 500 menembus level 6.900 untuk pertama kalinya dalam sejarah, sedangkan Nasdaq juga mencatatkan rekor baru seiring lonjakan harga saham teknologi.
Saham Nvidia (NVDA) naik 5%, mendekati kapitalisasi pasar US$ 4 triliun, setelah CEO Jensen Huang menyampaikan pidato inspiratif di konferensi GPU Technology yang memperkuat prospek bisnis kecerdasan buatan (AI).
Kinerja gemilang saham-saham besar seperti Nvidia, Microsoft, dan Apple menarik kembali aliran modal dari aset berisiko lain, termasuk kripto.
Investor kini cenderung memilih ekuitas yang memberikan return lebih stabil di tengah kebijakan moneter yang masih longgar.
Harga Bitcoin sempat mencoba menguat ke US$ 116 ribu di awal perdagangan, namun gagal bertahan dan kembali tergelincir.
Aksi jual massal di pasar spot dan futures menekan harga, dengan likuidasi posisi long di berbagai bursa berjangka seperti Binance, Bybit, dan OKX mencapai lebih dari US$ 180 juta dalam 24 jam terakhir.
“Kinerja pasar kripto yang lesu ini berbanding terbalik dengan euforia di bursa saham AS,” tulis analis CoinDesk Markets.
Saham-saham terkait kripto yang sempat menguat di awal pekan pun ikut berbalik arah.
Beberapa di antaranya:
Kinerja negatif sektor ini menunjukkan bahwa sentimen jangka pendek terhadap kripto masih rapuh, terutama di tengah rotasi dana besar-besaran ke saham teknologi.
Menurut laporan analis Bitfinex Alpha, Bitcoin kini berada di ambang area dukungan penting, yaitu di sekitar US$ 113.600 — yang menjadi biaya rata-rata pemegang jangka pendek (short-term holders / STH).
“Secara historis, pergerakan di atas level ini menandai peralihan dari fase koreksi menuju fase akumulasi. Namun, jika harga gagal bertahan, Bitcoin berisiko turun lebih dalam,” tulis tim analis Bitfinex.
Jika level ini ditembus, potensi koreksi lanjutan bisa mendorong harga menuju zona US$ 97.500 – 100.000, area yang menjadi support kuat sejak Mei lalu.
Sebaliknya, jika BTC berhasil menembus kembali US$ 115.000, tren jangka pendek dapat berbalik positif menuju US$ 120.000.
Kenaikan luar biasa pasar saham AS mencerminkan optimisme terhadap sektor teknologi dan AI setelah data inflasi menunjukkan perlambatan.
Investor kini melihat potensi soft landing ekonomi AS, sehingga mereka beralih dari aset volatil seperti kripto menuju saham pertumbuhan tinggi.
“Selama reli saham teknologi berlanjut, Bitcoin mungkin kesulitan mempertahankan momentum,” ujar Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
“Namun, jika The Fed mengisyaratkan pelonggaran moneter lebih lanjut, pasar kripto bisa cepat pulih.”
Selain faktor saham, investor juga tengah menanti hasil rapat Federal Reserve (The Fed) pekan ini, di mana bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Kebijakan ini bisa kembali meningkatkan likuiditas dan mendorong aliran modal ke aset kripto, seperti yang terjadi pada awal 2021 dan pertengahan 2024.
Penurunan Bitcoin ke level US$ 113 ribu kali ini lebih disebabkan oleh rotasi modal ke saham teknologi, bukan karena pelemahan fundamental kripto.
Selama BTC mampu bertahan di atas US$ 113 ribu, pasar masih berpeluang untuk pulih dalam waktu dekat.
“Level US$ 113.600 adalah garis pertahanan penting. Selama harga tidak menembusnya, peluang rebound masih terbuka,” tulis Bitfinex dalam analisis hariannya.
Dengan The Fed yang semakin mendekati pelonggaran kebijakan dan sektor teknologi yang overheating, Bitcoin mungkin kembali menjadi alternatif menarik bagi investor begitu euforia saham mulai mereda.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...