Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 27 Oct, 2025

Harga Bitcoin Melejit ke US$ 114 Ribu, Investor Mulai Beralih dari Emas ke Aset Kripto Menjelang Keputusan The Fed

💹 Pasar Kripto Menghijau di Tengah Pergeseran dari Aset Aman ke Aset Berisiko

Pasar kripto kembali menghijau dalam 24 jam terakhir, dipimpin oleh lonjakan harga Bitcoin (BTC) yang menembus level US$ 114 ribu. Kenaikan ini terjadi ketika investor global mulai mengalihkan dana dari emas ke aset berisiko, menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pekan ini.

Berdasarkan data CoinMarketCap, Senin (27/10/2025) pukul 05.55 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 2,71% menjadi US$ 3,87 triliun dalam 24 jam terakhir.

  • Bitcoin (BTC): +2,71% → US$ 114.706 (≈ Rp 1,9 miliar, kurs Rp 16.620)
  • Ethereum (ETH): +5,16% → US$ 4.164
  • Binance Coin (BNB): +1,92% → US$ 1.141
  • Solana (SOL): +2,88% → US$ 200
  • Dogecoin (DOGE): +4,28% → US$ 0,20
  • XRP: +2,03% → US$ 2,65

Meski menguat, harga Bitcoin masih sekitar 10% di bawah rekor tertingginya (ATH) di US$ 126.223, yang tercatat pada 7 Oktober 2025.


🪙 Investor Beralih dari Emas ke Bitcoin

Menurut laporan CoinDesk, pelemahan harga emas dunia menjadi katalis utama penguatan Bitcoin dalam beberapa hari terakhir. Investor tampak bergeser dari aset lindung nilai (safe haven) seperti emas, menuju aset berisiko menjelang keputusan penting The Fed.

Harga emas dunia saat ini terkoreksi lebih dari 6% dari rekor tertingginya di atas US$ 4.380 per ons pada awal pekan lalu, dan terakhir bergerak melemah 0,69% di US$ 4.083,4 per ons.

Penyebab pelemahan emas antara lain:

  • Aksi ambil untung (profit taking) pasca reli panjang,
  • Arus keluar besar-besaran dari ETF berbasis emas, dan
  • Meredanya ketegangan perdagangan AS–China, yang sempat memicu lonjakan permintaan aset aman.

“Ancaman tarif 100% terhadap produk asal China kini sudah tidak lagi menjadi bahasan,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent, usai pertemuan dua hari di Malaysia yang membuka jalan bagi kesepakatan lebih luas antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping.

Pencairan hubungan perdagangan kedua negara ini memberi angin segar bagi pasar berisiko, termasuk kripto, saham, dan indeks berjangka.


📉 Emas Melemah, Bitcoin Kembali Menjadi Pilihan

Ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) dalam pertemuan FOMC pekan ini, turut menekan permintaan emas dan mendorong aliran modal ke Bitcoin dan aset digital lainnya.

Lingkungan suku bunga rendah biasanya menguntungkan aset berisiko karena meningkatkan likuiditas pasar dan mendorong pencarian imbal hasil lebih tinggi di luar aset tradisional.

Sementara emas cenderung stagnan saat suku bunga turun, Bitcoin justru sering kali diuntungkan karena persepsinya sebagai “emas digital” dengan potensi pertumbuhan yang lebih besar.


📊 Rasio BTC/Gold Sentuh Titik Jenuh Jual Terdalam Sejak 2022

Analis Omkar Godbole dari CoinDesk mencatat bahwa rasio BTC terhadap emas (BTC/Gold Ratio) kini menunjukkan kondisi jenuh jual terdalam dalam hampir tiga tahun terakhir.

Indeks Relative Strength Index (RSI) 14 hari pada rasio tersebut turun ke 22,20, level terendah sejak November 2022.

“Secara historis, kondisi ekstrem pada rasio BTC/Gold sering kali menandai titik dasar lokal bagi Bitcoin,” tulis Godbole.
“Ketika tekanan jual pada Bitcoin mencapai puncaknya dibanding emas, aset digital ini biasanya mulai berbalik arah naik dalam beberapa minggu berikutnya.”


📈 Sinyal Teknis Dukung Potensi Kenaikan Lanjutan

Pergerakan harga Bitcoin juga menunjukkan breakout teknikal dari kisaran sempit yang telah terbentuk selama sebulan terakhir. BTC kini telah menembus batas atas kanal konsolidasi di US$ 113 ribu, memperkuat peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju US$ 118 ribu – US$ 120 ribu dalam waktu dekat.

Selain itu, volume perdagangan spot di bursa utama seperti Coinbase, Binance, dan OKX meningkat hampir 15% dibanding rata-rata pekan sebelumnya, menandakan kembalinya minat beli (buying interest) dari pelaku pasar.

“Momentum jangka pendek Bitcoin kini positif. Jika The Fed mengumumkan pelonggaran kebijakan yang lebih agresif, BTC bisa menembus US$ 120 ribu lebih cepat dari perkiraan,” kata David Duong, Head of Institutional Research di Coinbase.


🪙 Outlook: Bitcoin Naik, Emas Sideways

Dengan latar makroekonomi yang lebih longgar, hubungan dagang AS–China yang mencair, dan ekspektasi penurunan suku bunga, analis menilai Bitcoin memiliki ruang kenaikan lebih besar dibanding emas dalam jangka pendek.

Sementara itu, harga emas kemungkinan akan bergerak sideways menunggu arah baru pasca keputusan The Fed.

“Tren peralihan dari emas ke Bitcoin kemungkinan terus berlanjut jika The Fed mengambil langkah dovish,” tulis Godbole dalam analisisnya.
“Kombinasi pelonggaran moneter dan minat investor terhadap aset digital membuat Bitcoin kembali tampil sebagai alternatif utama di luar sistem keuangan tradisional.”


🔚 Kesimpulan

Reli harga Bitcoin ke US$ 114 ribu menandai kebangkitan minat investor terhadap aset digital menjelang keputusan The Fed.
Dengan pelemahan emas, kebijakan suku bunga rendah, dan pencairan ketegangan geopolitik, Bitcoin tampak kembali menjadi magnet bagi investor global yang mencari imbal hasil tinggi.

Namun, para analis mengingatkan bahwa volatilitas tetap tinggi, dan pergerakan harga berikutnya akan sangat ditentukan oleh hasil rapat FOMC pekan ini.

You may also like

Related posts