Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 31 Aug, 2025

Emas Dunia Bersiap Melonjak ke US$ 3.490, Didukung Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga dan Tensi Geopolitik

Harga emas global diperkirakan kembali menguat pada pekan ini, dengan peluang reli menuju kisaran US$ 3.419–US$ 3.490 per troy ons. Arah positif ini didorong oleh kombinasi faktor utama: ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), memanasnya tensi geopolitik, serta meningkatnya ketidakpastian perdagangan global.

Sinyal The Fed: Suku Bunga Bisa Turun

Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui bahwa pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan signifikan. Hal ini membuka ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September 2025.

Tidak hanya Powell, Gubernur The Fed Christopher Waller juga menyatakan dukungan penuh, bahkan memberi indikasi kemungkinan adanya pemangkasan lanjutan dalam enam bulan ke depan demi menjaga stabilitas pasar tenaga kerja.

Data dari CME FedWatch Tool memperkuat sentimen ini, menunjukkan probabilitas 82% The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan. Pasar juga memperkirakan total pelonggaran bisa mencapai 50 basis poin hingga akhir 2025.

Meski demikian, Powell tetap menekankan kewaspadaan terkait risiko inflasi yang berpotensi muncul akibat kebijakan tarif baru Presiden AS, Donald Trump.

Geopolitik Memanas, Permintaan Safe Haven Menguat

Di luar faktor moneter, ketegangan geopolitik juga memperkuat permintaan emas sebagai aset safe haven. Trump mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggelar pertemuan langsung, namun hingga kini belum ada kepastian. Situasi justru semakin tegang setelah Rusia kembali melancarkan serangan ke Kyiv yang menargetkan fasilitas diplomatik Uni Eropa dan British Council.

Sementara itu, di kawasan Timur Tengah, Israel kembali meluncurkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza. Aksi militer ini memicu kecaman dari berbagai pihak internasional, sekaligus menambah ketidakpastian politik global.

Perdagangan Global: Tarif Trump Tekan India

Selain isu geopolitik, tensi perdagangan juga memengaruhi pergerakan emas. Amerika Serikat resmi menaikkan tarif impor dari India sebesar 25% mulai 27 Agustus, sehingga total bea masuk mencapai 50%. Kebijakan ini disebut sebagai upaya menekan hubungan dagang India dengan Rusia.

Di sisi lain, meskipun pengadilan banding AS menyatakan sebagian besar tarif global Trump bersifat ilegal, kebijakan tersebut tetap berlaku hingga proses kasasi tuntas. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran pasar akan terjadinya perang dagang berkepanjangan.

Outlook Emas: Potensi ke US$ 3.600

Pengamat komoditas Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas pada perdagangan Senin (1/9/2025) akan bergerak di kisaran support US$ 3.437 per troy ons dan resistance US$ 3.460 per troy ons. Dalam jangka mingguan, rentang harga diperkirakan di area support US$ 3.419 dan resistance US$ 3.490 per troy ons.

Lebih jauh, Ibrahim menilai tren semester II 2025 berpotensi membawa emas menembus hingga US$ 3.600 per troy ons, atau sekitar Rp 2,15 juta per gram. Prospek ini ditopang oleh kombinasi faktor fundamental (kebijakan moneter & geopolitik), teknikal, serta dinamika permintaan dan penawaran emas batangan di pasar global.

You may also like

Related posts