Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 27 Aug, 2025

Circle (CRCL): Peluang Beli atau Sekadar Drama Bullish ala Chart?

Circle (CRCL): Peluang Beli atau Sekadar Drama Bullish ala Chart?

Circle (CRCL) lagi jadi bahan gosip. Katanya bullish, katanya peluang emas. Tapi benarkah begitu? Mari kita bongkar logikanya tanpa basa-basi, biar nggak cuma jadi korban FOMO.

Pendahuluan: Dari IPO, Euforia, sampai Gelombang Korektif

Sejak debut publiknya, Circle (CRCL) bikin heboh. Investor langsung berebut, chart melonjak, lalu... ya, seperti biasa, datanglah fase koreksi. Jadi jangan heran kalau sekarang kita melihat setup “opportunity” yang katanya bullish. Pertanyaannya: peluang nyata atau sekadar candaan pasar?

Setup kali ini berasal dari analisis teknikal berbasis teori Elliott Wave plus bumbu Fibonacci retracement. Kedengarannya keren, padahal intinya simpel: harga bergerak dalam pola tertentu, dan kita berusaha menunggangi pola itu. Masalahnya, pola ini kadang lebih suka ngibulin trader ketimbang memberi kepastian.

Kenalan dengan Setup: Entry di 139, 144, atau Nunggu di 115?

Sang analis awalnya melihat CRCL sedang ada di gelombang korektif ke-4. Artinya, setelah tiga gelombang naik, harga butuh istirahat sebentar, sebelum lanjut ke gelombang 5 yang (katanya) lebih tinggi. Entry favoritnya ada di level 139 dan 144. Level ini dianggap support zone yang bisa jadi batu loncatan untuk rally selanjutnya.

Tapi beberapa hari kemudian, ia ubah prediksi: “Eh, mungkin ini bukan gelombang 4, tapi gelombang 2 yang lebih dalam.” Artinya, koreksi bisa lebih sadis, bahkan turun sampai 115. Di sinilah dilema muncul: kamu tipe “early buyer” yang nekat masuk cepat di 139/144, atau tipe “sabar menunggu” di 115 sambil ngopi?

Mengupas Gelombang Elliott dengan Sarkas Sehat

Gelombang 1 sampai 5

Elliott Wave itu teori jadul yang percaya pasar bergerak dalam 5 gelombang naik, lalu 3 gelombang turun. Masalahnya, interpretasi gelombang itu sering kayak tes buta warna: tiap trader bisa melihat pola berbeda.

Gelombang 4 vs Gelombang 2

Gelombang 4 biasanya koreksi ringan, sementara gelombang 2 sering jadi rollercoaster penuh drama. Jadi bedanya signifikan: kalau ini gelombang 4, harga bisa balik naik cepat. Kalau gelombang 2, siap-siap lebih dalam dulu.

Level Psikologis: Kenapa 139, 144, dan 115 Itu Penting?

  • 139: Level ini dianggap kunci. Kalau tembus ke bawah, ya wassalam gelombang 4. Itu sinyal masuk gelombang 2.
  • 144: Mirip saudara kembar 139. Zona ini jadi “cushion” yang banyak dipantau trader.
  • 115: Target koreksi mendalam, dekat level Fibonacci 78.9%. Kalau harga nyampe sini, biasanya banyak buyer institusi yang masuk, sambil trader ritel sibuk nangis.

Jadi, ketiga level ini bukan angka mistis. Mereka lahir dari gabungan analisis teknikal dan psikologi pasar. Karena pada dasarnya, pasar itu nggak logis—tapi manusia di baliknya selalu berulang pola emosinya.

Strategi Entry: Mau Jadi “Degen” atau Trader Normal?

Opsi 1: Entry Agresif

Masuk langsung di 139–144 tanpa banyak mikir. Cocok buat yang suka adrenalin. Tapi hati-hati, kalau harga bablas turun, siap-siap jadi bahan meme.

Opsi 2: Entry Konservatif

Tunggu di 115, zona deep correction. Memang butuh kesabaran, tapi kalau kena, RR (risk reward) biasanya lebih manis. Ingat, sabar itu edge.

Opsi 3: Nunggu Konfirmasi

Ini versi “trader dewasa.” Nunggu candle rejection, pola bullish engulfing, atau volume spike di level tadi. Ya, agak ribet, tapi lebih rasional daripada cuma tebak-tebakan.

Risk Management: Stop Loss Itu Bukan Hiasan

Jangan jadi degen yang masuk tanpa stop loss. Misalnya:

  • Entry di 139 → stop loss di bawah 130.
  • Entry di 115 → stop loss di bawah 105 (atau sesuai ATR biar nggak gampang kesenggol).

Target profit bisa dicicil: TP1 di 160–170 (double top), TP2 di atas 180, sisanya trailing. Ingat, take profit itu hak, bukan dosa.

Kesalahan Umum Trader yang Bikin Malu

  1. No Stop Loss: Ingat, tanpa SL artinya kamu trading pakai doa.
  2. Overtrade: Melihat 139 disentuh, langsung masuk 5 kali lipat. Besoknya? Margin call.
  3. Anti-Konfirmasi: Masuk hanya karena “kayaknya sih bakal naik.”
  4. Menikah dengan Analisis: Kalau sudah salah, terima saja. Jangan ngotot mempertahankan “gelombang 4 versi pribadi.”

Contoh Skenario: Dari Entry Sampai Exit

Misalnya kamu masuk di 139. Candle bullish engulfing muncul, volume naik. Kamu masuk buy, SL di 130, TP di 170. Risk 1: Reward 3. Kalau harga nyangkut? Cut loss, belajar, lanjut lagi. Bukan malah nyalahin broker, ISP, atau nasib.

Alternatifnya, nunggu 115. Harga turun, sentuh level itu, muncul rejection candle, kamu masuk. Kalau benar, profit bisa lebih gila. Kalau salah, ya rugi sedikit—tapi itu harga tiket ke kelas pasar.

Psikologi Pasar: Kenapa Orang Jatuh Cinta dengan Chart Bullish

Karena manusia suka percaya “the next big thing.” Setiap chart bullish dianggap tiket emas menuju kaya raya. Padahal, chart bullish bisa jadi sekadar jebakan likuiditas. Jadi sebelum jatuh cinta, pastikan kamu punya rencana keluar.

Tips Praktis: Biar Nggak Jadi Korban Pasar

  • Tulis Jurnal: Catat entry, alasan, hasil, emosi. Supaya nggak ngulang kesalahan yang sama.
  • Pakai Multi Timeframe: Jangan hanya lihat di H1. Cek juga daily atau weekly biar nggak kejebak noise.
  • Konfirmasi Indikator: RSI, MACD, atau ATR bisa bantu, tapi jangan jadi satu-satunya pegangan.
  • Kurangi Drama: Trading itu data, bukan sinetron. Jangan lebay.

Kesimpulan: Circle Bisa Jadi Peluang atau Sekadar Drama

Circle (CRCL) memang menarik—setup entry di 139/144 atau sabar di 115 punya peluang kalau dibarengi risk management sehat. Tapi kalau cuma nekat tanpa strategi, kamu bukan trader—kamu penonton drama pasar.

Kalau kamu suka analisis yang santai, sarkastik, tapi tetap mendidik, follow akun sosial media INVEZTO. Di sana kamu bakal nemu chart breakdown, tips psikologi, dan konten trading yang bikin kamu ketawa sekaligus mikir.

Disclaimer: Artikel ini edukatif, bukan ajakan investasi. Selalu gunakan manajemen risiko sebelum masuk pasar.

You may also like

Related posts