Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 07 Oct, 2025

Bitcoin Tembus Rekor Baru di US$ 126.000, Badai Makroekonomi AS Jadi Pemicu Reli ‘Uptober’

🚀 Bitcoin Kembali Cetak Rekor Sepanjang Masa

Pasar kripto kembali menguat signifikan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) terus melaju dan berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru di level US$ 126.223 per koin, didorong oleh sentimen positif dari kondisi makroekonomi Amerika Serikat (AS) yang tengah bergejolak.

Berdasarkan data CoinMarketCap, Selasa (7/10/2025) pukul 06.20 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 2,13% menjadi US$ 4,29 triliun dalam 24 jam terakhir.

  • Bitcoin (BTC): +1,14% → US$ 124.843 (≈ Rp 2,07 miliar, kurs Rp 16.603)
  • Ethereum (ETH): +3,87% → US$ 4.693
  • Binance Coin (BNB): +5,31% → US$ 1.222
  • Solana (SOL): +2,03% → US$ 233
  • Dogecoin (DOGE): +5,45% → US$ 0,26
  • XRP: +0,71% → US$ 2,99

Kenaikan ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset paling dominan di pasar, sementara altcoin utama ikut terseret dalam euforia reli yang kini dikenal sebagai “Uptober” — istilah untuk tren bullish yang sering terjadi di bulan Oktober.


💹 Faktor Pendorong: Kombinasi Sempurna dari Kondisi Makroekonomi

Menurut laporan CoinDesk, lonjakan harga Bitcoin kali ini merupakan hasil dari “badai sempurna” di pasar global — kombinasi dari faktor politik, ekonomi, dan sentimen institusional yang saling memperkuat.

Chief Commercial Officer Deribit, Jean-David Péquignot, menyebutkan beberapa katalis utama yang menopang reli ini:

  • Shutdown pemerintahan AS mendorong investor mencari aset keras (hard assets) seperti emas dan Bitcoin.
  • Arus masuk ke ETF Bitcoin meningkat tajam, menunjukkan minat institusi yang semakin kuat.
  • Pasokan spot Bitcoin di bursa menipis, memperkuat tekanan beli dan mendorong siklus bullish yang berulang.

“Shutdown pemerintah AS mendorong investor mencari aset keras seperti emas dan Bitcoin. Arus ETF yang kuat dan suplai BTC yang ketat menciptakan siklus bullish yang saling memperkuat,” ujar Péquignot.


🏦 Euforia ‘Uptober’ dan Dampak Makro AS

Fenomena “Uptober” tahun ini berlangsung di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi AS. Dolar AS terus melemah setelah pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), sementara inflasi kembali meningkat dan pasar tenaga kerja melemah.

Kondisi ini mendorong investor global untuk beralih ke aset lindung nilai, seperti Bitcoin dan emas. Emas sendiri kini diperdagangkan mendekati US$ 3.900 per ons, mencetak rekor baru.

Selain itu, permintaan institusi terhadap aset kripto juga terus meningkat. Data menunjukkan aliran dana besar masuk ke produk investasi digital, terutama ETF berbasis Bitcoin dan altcoin utama seperti Ethereum dan Solana.


📈 Saham Terkait Kripto Ikut Bergerak

Kinerja saham-saham perusahaan kripto di bursa AS tercatat bervariasi:

  • Robinhood (HOOD): turun 3% setelah Galaxy Digital meluncurkan platform perdagangan aset digital baru bernama GalaxyOne, yang berpotensi menjadi pesaing langsungnya.
  • Galaxy Digital (GLXY): melonjak 7% karena optimisme terhadap proyek barunya.
  • Coinbase (COIN), Circle (CRCL), dan MicroStrategy (MSTR) masing-masing naik sekitar 2%.
  • Indeks CoinDesk 20, yang mewakili aset kripto utama, menunjukkan tren kenaikan moderat.

Kenaikan tertinggi terjadi di saham penambang kripto seperti:

  • Marathon Digital (MARA)
  • Riot Platforms (RIOT)
  • Cleanspark (CLSK)
    Ketiganya melonjak sekitar 10%, didorong sentimen positif dari kabar bahwa OpenAI akan membeli chip AI senilai puluhan miliar dolar dari AMD, yang juga mengangkat sektor teknologi dan infrastruktur data center.

🔍 Analisis Teknis: Target ke US$ 130.000, Waspadai Koreksi Singkat

Secara teknikal, Jean-David Péquignot memperkirakan harga Bitcoin masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi.
Ia memproyeksikan potensi kenaikan menuju US$ 128.000 – US$ 130.000, bahkan menembus US$ 138.000 dalam jangka pendek jika momentum saat ini berlanjut.

Namun, ia juga memperingatkan kemungkinan koreksi singkat ke area US$ 118.000 – 120.000, mengingat kondisi pasar yang sudah berada di zona jenuh beli (overbought).

“Pelaku pasar perlu mewaspadai lonjakan volatilitas dan peningkatan volume opsi jual (put option) sebagai sinyal koreksi jangka pendek,” katanya.
“Para bull membidik area US$ 130 ribu ke atas, sementara bear mungkin melihat peluang di momen tekanan jenuh beli.”


🪙 Kesimpulan: Bitcoin Jadi Magnet Utama di Tengah Badai Ekonomi Global

Reli Bitcoin kali ini bukan hanya soal spekulasi pasar, melainkan reaksi terhadap perubahan besar di ekonomi global.
Kombinasi shutdown pemerintahan AS, pelemahan dolar, pemangkasan suku bunga, dan permintaan institusional yang meningkat menciptakan momentum luar biasa bagi aset digital ini.

Dengan tren “Uptober” yang sedang berlangsung, para analis menilai bahwa reli Bitcoin di atas US$ 120.000 bisa menjadi awal dari fase bullish jangka panjang baru — asalkan pasar mampu melewati fase konsolidasi sehat tanpa koreksi tajam.

You may also like

Related posts