
Pasar kripto kembali tertekan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC), sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, kembali menunjukkan pelemahan dan memicu kekhawatiran akan koreksi lebih dalam. Sejumlah analis bahkan mengingatkan potensi penurunan hingga US$ 106 ribu, jika tekanan jual tak kunjung mereda.
Mengutip data dari Coinmarketcap, Rabu (24/9/2025) pukul 06:20 WIB, kapitalisasi pasar kripto global menyusut 0,35% menjadi US$ 3,88 triliun dalam 24 jam terakhir. Hampir seluruh aset utama mengalami koreksi, kecuali Binance Coin (BNB) yang mencatat penguatan.
Rinciannya:
Secara keseluruhan, tren pelemahan Bitcoin ikut menyeret altcoin besar, meski ada perlawanan dari BNB.
Dikutip dari CoinTelegraph, harga Bitcoin di kisaran US$ 112 ribu saat ini memang dimanfaatkan sebagian investor untuk melakukan aksi beli. Namun, indikator teknikal justru memberi sinyal negatif. Potensi koreksi lebih dalam ke area US$ 106 ribu semakin besar, terutama jika support psikologis di US$ 110 ribu gagal bertahan.
Sehari sebelumnya, pasar kripto mencatat likuidasi posisi long terbesar sepanjang tahun ini, yakni mencapai US$ 1,62 miliar. Lonjakan likuidasi ini menambah tanda bahwa reli bullish Bitcoin mulai memasuki fase akhir, dengan tekanan jual semakin dominan.
Analis dari Glassnode menilai bahwa saat ini pasar berada di fase siklus akhir bullish, di mana profit-taking lebih masif ketimbang arus masuk modal baru.
Menurut data dari Hyblock, meski Bitcoin masih bertahan di sekitar US$ 112 ribu, aksi jual tetap mendominasi dibandingkan aksi beli. Hal ini membuat peluang koreksi menuju support lebih rendah semakin besar.
Di sisi lain, data dari Binance memperlihatkan fenomena yang agak kontras:
Hal ini menggambarkan adanya tarik-menarik kuat antara pembeli yang berharap rebound dengan penjual yang terus menekan harga.
Melihat kedalaman order book 10%, tekanan jual memang mulai mereda di kisaran US$ 111 ribu – 113 ribu, menandakan upaya konsolidasi. Namun, peta likuidasi menunjukkan adanya cluster besar di area US$ 107 ribu, yang bisa menjadi magnet harga jika tekanan jual berlanjut.
Selain itu, open interest Bitcoin masih tinggi, berkisar US$ 46–53 miliar sejak akhir Juli. Dengan minimnya volume beli di pasar spot serta penggunaan leverage long yang agresif, pasar masih rawan menghadapi gelombang likuidasi baru di level US$ 110 ribu – 106 ribu.
Jika biasanya harga kripto banyak dipengaruhi sentimen makroekonomi, ETF spot, atau pergerakan saham AS, kali ini dinamika lebih ditentukan oleh pasar futures perpetual. Kondisi ini membuat pergerakan harga lebih volatil dan rentan terhadap aksi spekulatif jangka pendek.
Saat ini Bitcoin berada di titik krusial. Jika support di kisaran US$ 111 ribu – 110 ribu jebol, kemungkinan besar harga akan meluncur ke bawah hingga US$ 106 ribu sesuai proyeksi sejumlah analis.
Sebaliknya, jika konsolidasi berhasil mempertahankan area ini, peluang rebound ke US$ 115 ribu – 117 ribu masih terbuka.
Bagi trader, kondisi saat ini lebih tepat untuk bersikap defensif dan disiplin menggunakan manajemen risiko, mengingat volatilitas pasar yang masih tinggi dan risiko likuidasi leverage yang bisa memicu pergerakan tajam dalam waktu singkat.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...