Margin call adalah ketika broker—yang selama ini kamu anggap sebagai partner jual beli saham—mendadak cerewet, teriak padamu, “Dude, tambah dana atau jual asetmu!” Ini terjadi karena akun margimu sudah tidak memenuhi standar minimum modal yang harus dipertahankan. Jadi, kalau ekuitasmu turun di bawah nilai yang disyaratkan, bersiaplah untuk mendengar nada sibuk dari brokermu.
Kocaknya, istilah margin call berasal dari broker yang zaman dulu benar-benar menelpon kliennya. Sekarang sih lewat email atau notifikasi. Tapi esensinya nggak berubah: modalmu sedang terkuras, dan brokermu siap mencairkan posisimu kalau kamu ogah patungan lagi.
Kalau portofoliomu ketoak sehingga ekuitas turun di bawah persentase syarat (niat broker bisa 25%–50%), maka… aww, margin call pun datang.
Contoh gampangnya:
Pas pasar lagi super fluktuatif, jatuhnya bisa cepat dan brutal. Ini waktu paling pas buat broker bilang, “Sekarang, kamu jual atau setor,” tanpa banyak basa-basi.
Misal:
Kalau nggak setor, siap-siap posisi sahammu dibabat habis oleh broker—pantas disebut forced liquidation.
Setor uang tunai atau aset—apa pun bisa asal bisa dipakai sebagai margin.
Kalau ada aset lain yang belum dipakai sebagai jaminan margin, jual saja untuk tutup kekurangan.
Kalau berharap pasar balik kanan? Ya bagus. Tapi risiko posisi ditutup otomatis lebih besar daripada harapanmu.
Jangan taruh semua telur di satu keranjang—heterogeni berbagai aset bisa menyelamatkan dirimu dari margin call.
Jangan malas log-in tiap hari. Akun margin butuh pengawasan kontinyu.
Atur stop-loss otomatis di level nyaman, atau pasang alarm ketika margin level mendekati batas bawah.
Sekalian simpan dana cadangan khusus kalau tiba-tiba butuh top-up cepat. Prinsipnya: jangan cuma siap untuk trading, tapi juga siap untuk pendaratan darurat.
Jangan dibayangin ini cuma urusan perorangan. Tahun 1929 dan 2008 jadi saksi margin call masal yang bikin dunia finansial nyungsep total. Jual paksa berantai terjadi, dan pasar panik berjamaah.
Margin call bukan mitos horor trading. Kalau kena, siap-siap posisi dijual sendiri oleh brokermu—dan bisa rugi banyak. Oleh karena itu, bijaksanalah:
Kalau kamu kepo sama sharing edukatif dan analisa kekinian tentang dunia finansial, jangan lupa follow akun sosial media INVEZTO! Biar kamu gak cuma tahu margin call, tapi juga tahu bagaimana cara mainnya tanpa jadi korban 😎📲
Follow kami di Instagram, Facebook, dan Twitter agar kamu gak ketinggalan konten seru seputar investasi, trading, dan money management dari INVEZTO!
Unlocking Hidden Power: Fitur PiP ...
🟡 Analisis Teknikal XAU/USD – Momen...
Kapan Boleh Melawan Tren dalam...
💹 SIGNAL XAU/USD – 8 AGUSTUS 2025Em...