Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 08 Aug, 2025

Apa itu Margin Call? Sahammu Mengendap, Brokermu Mendendang

Apa itu Margin Call? Sahammu Mengendap, Brokermu Mendendang

Apa itu Margin Call? Sahammu Mengendap, Brokermu Mendendang

Definisi: Margin Call Itu Seperti Alarm Kebangkrutan

Margin call adalah ketika broker—yang selama ini kamu anggap sebagai partner jual beli saham—mendadak cerewet, teriak padamu, “Dude, tambah dana atau jual asetmu!” Ini terjadi karena akun margimu sudah tidak memenuhi standar minimum modal yang harus dipertahankan. Jadi, kalau ekuitasmu turun di bawah nilai yang disyaratkan, bersiaplah untuk mendengar nada sibuk dari brokermu.

Margin Call: Alarm Kehancuran

Kocaknya, istilah margin call berasal dari broker yang zaman dulu benar-benar menelpon kliennya. Sekarang sih lewat email atau notifikasi. Tapi esensinya nggak berubah: modalmu sedang terkuras, dan brokermu siap mencairkan posisimu kalau kamu ogah patungan lagi.

Apa Penyebab Akunmu Mendapatkan Margin Call?

Ekuitas Terjun Bebas

Kalau portofoliomu ketoak sehingga ekuitas turun di bawah persentase syarat (niat broker bisa 25%–50%), maka… aww, margin call pun datang.

Contoh gampangnya:

  • Total investasi saham: Rp200 juta (50% modal sendiri, 50% pinjaman)
  • Nilai saham anjlok jadi Rp140 juta → ekuitas tinggal Rp40 juta = 28%
  • Broker minta minimal 30% → kurang Rp2 juta → Voilá, margin call.

Volatilitas Bikin Panik

Pas pasar lagi super fluktuatif, jatuhnya bisa cepat dan brutal. Ini waktu paling pas buat broker bilang, “Sekarang, kamu jual atau setor,” tanpa banyak basa-basi.

Ilustrasi Margin Call: Sang Alarm Kelam

Contoh Nyata yang Bikin Deg-degan

Misal:

  • Kamu pinjam Rp100 juta, invest Rp200 juta.
  • Harga saham jatuh jadi Rp120 juta, ekuitasmu: Rp20 juta (17%).
  • Broker minta minimal 25% → butuh tambahan Rp10 juta.

Kalau nggak setor, siap-siap posisi sahammu dibabat habis oleh broker—pantas disebut forced liquidation.

Cara Menanggapi Margin Call dengan Santai (Sambil Panik)

Pilihan A: Top Up Dana atau Aset

Setor uang tunai atau aset—apa pun bisa asal bisa dipakai sebagai margin.

Pilihan B: Jual Aset Non-Margin

Kalau ada aset lain yang belum dipakai sebagai jaminan margin, jual saja untuk tutup kekurangan.

Pilihan C: Diam Saja, Berdoa

Kalau berharap pasar balik kanan? Ya bagus. Tapi risiko posisi ditutup otomatis lebih besar daripada harapanmu.

Cara Menghindari Margin Call: Filosofi Si Bijak

Ikuti Efek Diversifikasi

Jangan taruh semua telur di satu keranjang—heterogeni berbagai aset bisa menyelamatkan dirimu dari margin call.

Monitor Position & Margin Level

Jangan malas log-in tiap hari. Akun margin butuh pengawasan kontinyu.

Pasang Stop-loss & Alert

Atur stop-loss otomatis di level nyaman, atau pasang alarm ketika margin level mendekati batas bawah.

Simpan Dana Darurat

Sekalian simpan dana cadangan khusus kalau tiba-tiba butuh top-up cepat. Prinsipnya: jangan cuma siap untuk trading, tapi juga siap untuk pendaratan darurat.

Risiko Margin Call: Lebih dari Gigit Pedang Bermata Dua

  • Kerugian berlipat: Bisa untung besar, tapi juga rugi total.
  • Biaya bunga pinjaman: Pinjaman margin itu bukan hibah—bunga bisa 5–12% per tahun.
  • Forced liquidation: Jual aset tanpa konfirmasi.
  • Efek domino di pasar: Margin call masal bisa memicu crash.

Margin Call dalam Skala Makro: Ketika 100.000 Orang Juga Turun

Jangan dibayangin ini cuma urusan perorangan. Tahun 1929 dan 2008 jadi saksi margin call masal yang bikin dunia finansial nyungsep total. Jual paksa berantai terjadi, dan pasar panik berjamaah.

FAQ Singkat: Tilik Pertanyaan Pembaca

  • Apakah margin call selalu berarti kau akan bangkrut? Tidak selalu, asal punya cadangan dana.
  • Apakah bisa menunda margin call agar pasar pulih? Bisa, tapi berisiko. Broker bisa tutup kapan saja.
  • Bagaimana menghitung ambang margin? Minimal akun = margin loan ÷ (1 – maintenance margin).

Kesimpulan: Margin Call Itu Gak Lucu, Lebih Seram dari Nasi Hangus

Margin call bukan mitos horor trading. Kalau kena, siap-siap posisi dijual sendiri oleh brokermu—dan bisa rugi banyak. Oleh karena itu, bijaksanalah:

  • Diversifikasi aset
  • Monitor margin dan stop-loss
  • Siapkan dana cadangan

Kalau kamu kepo sama sharing edukatif dan analisa kekinian tentang dunia finansial, jangan lupa follow akun sosial media INVEZTO! Biar kamu gak cuma tahu margin call, tapi juga tahu bagaimana cara mainnya tanpa jadi korban 😎📲

Follow kami di Instagram, Facebook, dan Twitter agar kamu gak ketinggalan konten seru seputar investasi, trading, dan money management dari INVEZTO!

You may also like

Related posts