Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 30 Oct, 2025

Advanced ICT: Menambahkan Sinyal ke Indikator Order Blocks

Advanced ICT: Menambahkan Sinyal ke Indikator Order Blocks

Mengembangkan Sistem ICT Tingkat Lanjut: Menambahkan Sinyal pada Indikator Order Blocks

Kalau kamu pikir indikator order block cuma menampilkan zona support / resistance ala trading biasa, maka artikel ini hadir untuk menantang paradigmamu. Penulis memperlihatkan bagaimana mengimplementasikan sinyal ke dalam indikator order block—dengan memanfaatkan market depth, buffers, dan logika sinyal—sehingga indikator tidak sekadar tampilan estetis, tapi bisa jadi otak kecil dalam sistem trading otomatis.

Jadi, bersiaplah: kita akan menyelam lebih dalam ke bagaimana indikator order block “berpikir”, memunculkan sinyal beli/jual, serta menetapkan Stop Loss / Take Profit berdasarkan pilihan pengguna. Pokoknya, indikator yang tadinya pasif bakal jadi lebih proaktif.

Fondasi Deteksi Order Block Berdasarkan Market Depth

Kenapa Market Depth? Karena Volume Bercerita

Kamu mungkin sering lihat sinyal dari price action saja, tapi artikel ini membawa kita ke level lebih dalam: market depth / order book. Kenapa? Karena volume yang terbentuk di depth sering menunjukkan minat institusional—apa yang sedang “dipesan” pemain besar. Artikel ini menggunakan data depth untuk memvalidasi order block.

Langkah-langkahnya:

  1. Buat array untuk menyimpan volume buy & sell dari market depth.
  2. Dengan event OnBookEvent(), saat ada perubahan di market depth, baca data & akumulasi volume ke array.
  3. Gabungkan data volume + aturan price action (pola candle, body, harga tinggi/rendah) untuk memvalidasi order block.

Aturan dasar yang digunakan:

  • Volume “puncak” pada candle 3 harus melebihi gabungan volume sekitar (candle 2 & 4) berdasarkan rasio.
  • Pola tiga candle berurutan (bullish / bearish) harus terbentuk.
  • Kondisi harga seperti low candle 2 > setengah body candle 3, high candle 3 < close candle 2 (untuk bullish), dan sebaliknya untuk bearish.
  • Filter agar blok bukan sekadar kebetulan: imbalans volume + struktur candle secara bersama-sama.

Inisialisasi & Pengaturan Buffers dalam Indikator

Membuat Buffer & Plot

Penulis menyusun indikator agar bisa “menyimpan” data blok & sinyal:

  • Dua buffer utama: buyOrderBlockBuffer[] dan sellOrderBlockBuffer[] untuk zona bullish / bearish.
  • Plots agar zona bisa digambar di chart.
  • Di OnInit(), sambungkan buffer ke plot dengan SetIndexBuffer, dan inisialisasi dengan EMPTY_VALUE.
  • Gunakan ArraySetAsSeries agar buffer disusun sebagai time series (0 = bar terkini).

Input Parameter & Opsi TP / SL

Agar indikator fleksibel, diperkenalkan enum ENUM_TP_SL_STYLE dengan opsi:

  • ATR: TP / SL dihitung berdasarkan ATR × multiplier
  • POINT: TP / SL tetap dalam poin user

Input tambahan meliputi multiplier ATR, poin TP / SL, parameter order block (jangkauan pencarian, lebar, fill flag), warna blok bullish / bearish. Struktur diatur agar pengguna bisa langsung memilih metode TP/SL sesuai gaya trading.

Logika Pembangkitan Sinyal (Signal Generation)

Variabel Kontrol Sinyal & Mitigasi

Beberapa variabel penting:

  • buscar_oba & buscar_obb: flag kontrol pencarian mitigasi (bull / bear).
  • time_ & time_b: waktu mitigasi + jangka batas aktif sinyal (misalnya 5 kandil).
  • Setelah mitigasi terdeteksi, pencarian dibekukan agar tidak menghasilkan sinyal berlebih.

Kondisi Emit Sinyal Buy / Sell

Syarat dasar:

  • Buy: buscar_oba == false, time_ > 0, new_vela true, close > EMA30, dan waktu belum melewati batas mitigasi.
  • Sell: buscar_obb == false, time_b > 0, new_vela true, close < EMA30, dan waktu belum lewat batas.
  • Jika batas waktu mitigasi terlewati tanpa kondisi terpenuhi, status reset agar bisa mencari blok baru lagi.

Pengaturan TP & SL Berdasarkan Metode

Fungsi GetTP_SL(...) menghitung TP / SL:

  • Mode ATR: baca nilai ATR dengan CopyBuffer, TP / SL = open ± (ATR × multiplier).
  • Mode POINT: TP / SL = open ± (poin tetap × _Point).
  • TP / SL kemudian disimpan ke buffer agar bisa digambar di chart.

Buffer diperluas menjadi enam (zona + TP1, TP2, SL1, SL2) agar level-level keberhentian bisa tampil.

Integrasi Strategi & Tanda Visual TP / SL

Membuat Garis & Label di Chart

Fungsi TrendCreate(...) & TextCreate(...) digunakan untuk:

  • Membuat garis TP / SL mulai dari bar saat ini ke ke depan (misalnya 15 kandil).
  • Menambahkan label “TP1”, “TP2”, “SL1”, “SL2” agar level mudah dikenali.

Integrasi ke Strategi / Logika Trading

Indikator ini bisa menjadi sumber sinyal untuk EA:

  • EA membaca buffer zona + sinyal buy / sell + level TP / SL untuk eksekusi order.
  • Flag mitigasi & reset membantu menghindari sinyal palsu berulang.
  • Visual di chart memudahkan debugging & analisis.

Kesimpulan 

Dengan menggabungkan depth pasar + aturan price action + filter EMA + buffer TP/SL, indikator order block tak lagi sekadar garis zona — ia bisa **mengeluarkan sinyal kapan masuk & level keluar-nya**. Pendekatan ini membawa indikator ke level “pintar”, bukan hanya tampilan statis.

Tentu, tak ada sinyal sempurna — kamu tetap perlu uji di berbagai kondisi pasar, optimasi parameter, dan manajemen risiko yang cermat. Tapi langkah menuju indikator yang “ngehitung sendiri” ini sangat menarik dan membuka peluang pengembangan lebih lanjut.

Kalau kamu ingin terus mengikuti eksperimen strategi berbasis depth, modifikasi buffer sinyal, atau integrasi EA pintar, jangan lupa **follow akun sosial media INVEZTO**. Di sana, saya bakal share insight, update strategi, dan diskusi seru agar kamu selalu update di dunia trading teknologi. 🚀

You may also like

Related posts