
Kalau kamu pikir indikator order block cuma menampilkan zona support / resistance ala trading biasa, maka artikel ini hadir untuk menantang paradigmamu. Penulis memperlihatkan bagaimana mengimplementasikan sinyal ke dalam indikator order block—dengan memanfaatkan market depth, buffers, dan logika sinyal—sehingga indikator tidak sekadar tampilan estetis, tapi bisa jadi otak kecil dalam sistem trading otomatis.
Jadi, bersiaplah: kita akan menyelam lebih dalam ke bagaimana indikator order block “berpikir”, memunculkan sinyal beli/jual, serta menetapkan Stop Loss / Take Profit berdasarkan pilihan pengguna. Pokoknya, indikator yang tadinya pasif bakal jadi lebih proaktif.
Kamu mungkin sering lihat sinyal dari price action saja, tapi artikel ini membawa kita ke level lebih dalam: market depth / order book. Kenapa? Karena volume yang terbentuk di depth sering menunjukkan minat institusional—apa yang sedang “dipesan” pemain besar. Artikel ini menggunakan data depth untuk memvalidasi order block.
Langkah-langkahnya:
OnBookEvent(), saat ada perubahan di market depth, baca data & akumulasi volume ke array.Aturan dasar yang digunakan:
Penulis menyusun indikator agar bisa “menyimpan” data blok & sinyal:
buyOrderBlockBuffer[] dan sellOrderBlockBuffer[] untuk zona bullish / bearish.OnInit(), sambungkan buffer ke plot dengan SetIndexBuffer, dan inisialisasi dengan EMPTY_VALUE.ArraySetAsSeries agar buffer disusun sebagai time series (0 = bar terkini).Agar indikator fleksibel, diperkenalkan enum ENUM_TP_SL_STYLE dengan opsi:
Input tambahan meliputi multiplier ATR, poin TP / SL, parameter order block (jangkauan pencarian, lebar, fill flag), warna blok bullish / bearish. Struktur diatur agar pengguna bisa langsung memilih metode TP/SL sesuai gaya trading.
Beberapa variabel penting:
buscar_oba & buscar_obb: flag kontrol pencarian mitigasi (bull / bear).time_ & time_b: waktu mitigasi + jangka batas aktif sinyal (misalnya 5 kandil).Syarat dasar:
buscar_oba == false, time_ > 0, new_vela true, close > EMA30, dan waktu belum melewati batas mitigasi.buscar_obb == false, time_b > 0, new_vela true, close < EMA30, dan waktu belum lewat batas.Fungsi GetTP_SL(...) menghitung TP / SL:
CopyBuffer, TP / SL = open ± (ATR × multiplier).Buffer diperluas menjadi enam (zona + TP1, TP2, SL1, SL2) agar level-level keberhentian bisa tampil.
Fungsi TrendCreate(...) & TextCreate(...) digunakan untuk:
Indikator ini bisa menjadi sumber sinyal untuk EA:
Dengan menggabungkan depth pasar + aturan price action + filter EMA + buffer TP/SL, indikator order block tak lagi sekadar garis zona — ia bisa **mengeluarkan sinyal kapan masuk & level keluar-nya**. Pendekatan ini membawa indikator ke level “pintar”, bukan hanya tampilan statis.
Tentu, tak ada sinyal sempurna — kamu tetap perlu uji di berbagai kondisi pasar, optimasi parameter, dan manajemen risiko yang cermat. Tapi langkah menuju indikator yang “ngehitung sendiri” ini sangat menarik dan membuka peluang pengembangan lebih lanjut.
Kalau kamu ingin terus mengikuti eksperimen strategi berbasis depth, modifikasi buffer sinyal, atau integrasi EA pintar, jangan lupa **follow akun sosial media INVEZTO**. Di sana, saya bakal share insight, update strategi, dan diskusi seru agar kamu selalu update di dunia trading teknologi. 🚀
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...