Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 06 Aug, 2025

5 Bias Psikologis Trader yang Mungkin Kamu Abaikan

5 Bias Psikologis Trader yang Mungkin Kamu Abaikan

5 Bias Psikologis Trader yang Mungkin Kamu Abaikan

Mari kita luruskan, trading itu bukan cuma soal grafik keren atau robot yang ngomong, tapi otak kamu—yang bisa jadi musuh terbesarmu. Berikut lima bias mental yang sering bikin trader kalah tanpa sadar:

1. Recency Bias

Recency bias bikin kamu terlalu fokus ke event terbaru, seolah-olah itu segalanya. Baru melewatkan tren naik? Otomatis kamu sudah panik lupa pasar itu seperti lautan: ombak punya timingnya sendiri.

Dampaknya:

  • Analisis cuma pake candlestick beberapa terbaru, lupa tren utama.
  • Abai fundamental hanya karena kemarin ada berita besar.

Solusinya:

  • Zoom out: lihat timeframe lebih panjang.
  • Gunakan jurnal trading yang mencatat hasil jangka panjang.
  • Ingat: satu atau dua kegagalan nggak menentukan semuanya.

2. Confirmation Bias

Kamu pernah cuma cari info yang setuju sama strategi? Itu dia, confirmation bias—biasanya lulusan jurusan “Saya Selalu Benar”.

Risiko:

  • Kalau sudah yakin, informasi kontra langsung disensor.
  • Kamu melewatkan sinyal reversal karena otak sudah di-lock.

Cara hentikan:

  • Buka pandangan: baca sudut pandang yang berlawanan.
  • Diskusi bareng trader lain atau komunitas.
  • Asah diri objektifikasi, bukan subjektif.

3. Herding Bias

Pernah nggak sih ikut-ikutan beli logam mulia cuma karena semua kerabat bilang “harus”? Kalau iya, selamat! Kamu sudah kena herding bias.

Konsekuensi:

  • Trading jadi ikut-ikutan massa, bukan berdasarkan strategi.
  • Mudah panik saat pasar bergerak berlawanan dengan opini umum.

Strategi anti-sheep:

  • Coba contrarian trading: analisis sendiri, bukan ikut kerumunan.
  • Sinyal popularitas bisa jadi indikator ekstrem, bukan kesempatan.

4. Attribution Bias

Kalau kamu merasa “aku jenius, ya karena itu strategi aku,” tapi saat rugi bilang “pasarnya goblok”—selamat kamu adalah korban attribution bias.

Kenapa bahaya:

  • Dianggap kalah bukan karena salah strategi, jadi nggak belajar.
  • Ujung-ujungnya kebiasaan buruk terus mengendap.

Solusinya:

  • Tulis jurnal lengkap: tindakan apa, alasan, hasil, pelajaran.
  • Bersikap jujur: apa yang terjadi memang hasil dari rencana atau kelebihan emosi?
  • Self-review rutin: siapa tahu itu bukan si pasar yang licik, tapi kamu yang perlu adjust.

5. Addiction Bias

Ada istilah “trade hall of fame”? Biasnya tuh kalo kamu cuma keinget kemenangan besar dan nggak peduli kalahnya. Itulah addiction bias.

Dampaknya:

  • Fokus ke pattern/pair tertentu walau performanya buruk.
  • Mengulangi kesalahan yang sama karena “itu kan memang cara saya!”

Cara ngatasin:

  • Analisa statistik performa actual, bukan cuma memori.
  • Batasi otomatis exposure ke cara yang sudah terbukti un-efektif.
  • Disiplin diversifikasi strategi: jangan jatuh cinta pada satu metode.

6. (Bonus) Anchoring & Overconfidence

Anchoring Bias

Berpegang pada satu angka historical, padahal info terbaru sudah berubah. Sering kelewat target demi “harus sama kayak dulu”.

Overconfidence Bias

Bahkan newbie bisa sombong kalau pernah untung. Akhirnya nge-leverage tinggi, risiko meledak—otomatis kalah banyak.

7. Intinya: Gimana Mengalahkan Bias Ini?

  • Jurnal: solusi utama untuk uji objektifitas.
  • Multiple sumber: baca dan diskusi.
  • Timeframe besar untuk bagian recency.
  • Aturan trading wajib: stop-loss, take profit, exit plan tanpa emotion.
  • Evaluasi emosi secara berkala: tahu kapan “aku sombong nih” atau “aku lagi ikut-ikutan”.

8. Kesimpulan

Dengan menyadari recency, confirmation, herding, attribution, addiction, dan bias tambahan seperti anchoring dan overconfidence, kamu siap naik level—dari trader pemula yang gampang diombang-ambing ke trader disiplin yang punya edge psikologis.

Kalau kamu merasa ini semua cukup eye-opening (atau bikin gereget sendiri), jangan cuma baca doang! Follow akun social media INVEZTO untuk terus update tips trading, psikologi pasar, dan insight keren lainnya. Gak update? Ya siap-siap aja terus kalah sama algoritma yang dingin itu 😉.

You may also like

Related posts