Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 13 Oct, 2025

4 Situasi Saat Terbaik Adalah Tidak Trading: Duduk Manis, Selamatkan Akun

4 Situasi Saat Terbaik Adalah Tidak Trading: Duduk Manis, Selamatkan Akun

4 Situasi Saat Terbaik Adalah Tidak Trading: Duduk Manis, Selamatkan Akun

Ada kalanya keputusan paling cerdas dalam trading adalah… tidak melakukan apa-apa. Ya, serius. Kontraintuitif? Memang. Menguntungkan? Sering sekali. Market itu seperti laut: kadang tenang, kadang badai. Nelayan yang waras tidak memaksa berlayar saat perahu ringkih dan ombak 3 meter, kan? Begitu juga trader. Kalau kamu memaksa entry di momen yang salah, biasanya bukan profit yang datang, melainkan pelajaran mahal.

Di artikel ini kita bedah empat kondisi utama saat menepi adalah keputusan premium—lengkap dengan tanda-tanda teknis, checklist siap pakai, dan apa yang seharusnya kamu lakukan agar besok punya peluang lebih baik. Gaya sarkas? Tentu. Tujuannya biar nancep, bukan sekadar lewat di timeline.

Mengapa “Tidak Trading” Bisa Jadi Strategi?

Karena edge itu tidak selalu hadir. Kalau edge-mu sedang off, memaksa entry hanya mengubah akunmu menjadi donatur resmi likuiditas pasar. Dengan menahan diri, kamu melindungi modal, kesehatan mental, dan yang paling penting: kejelasan proses. Trading itu maraton, bukan sprint marah-marah.

Situasi #1: Menjelang & Sesaat Setelah News Berdampak Tinggi

“Bang, NFP 1 menit lagi. Gas!” — kalimat terakhir sebelum akun jadi bahan studi kasus. Volatilitas news bisa memperlebar spread, bikin slippage, dan merusak struktur teknikal seketika. Kalau strategimu bukan strategi news, menepi itu bukan pengecut; itu cerdas.

Tanda-Tanda Kamu Harus Menepi

  • Kalender ekonomi menandai rilis berdampak tinggi dalam ≤ 30 menit (NFP, CPI, FOMC, suku bunga, PMI).
  • Spread tiba-tiba melebar, likuiditas tipis, candle loncat-loncat seperti kucing minum kopi.
  • Rencana kamu bergantung pada level presisi pip—yang news senang hancurkan.

Checklist “News Mode”

  • Apakah edge-mu diuji untuk kondisi news? Jika tidak, out.
  • Apakah SL/TP-mu objektif dan siap menerima slippage? Jika tidak, out.
  • Apakah volatilitas historis (ATR) melonjak abnormal? Jika ya, out atau kecilkan risk drastis.

Apa yang Dilakukan Saat Menepi

  • Siapkan post-news plan: tunggu 15–30 menit untuk biarkan spread normal dan struktur terbentuk ulang.
  • Catat perilaku pair favoritmu terhadap news—ini bahan edge di masa depan.

Situasi #2: Kondisi Market Jelek—Chop, Ranging Tipis, atau Tren Palsu

Ada hari-hari ketika market seperti jam pasir: bergerak sedikit-sedikit lalu balik lagi. Kamu entry, kena SL tipis. Entry lagi, kena SL tipis. Ulangi sampai kesadaran finansialmu menipis. Kondisi seperti ini bukan “kamu yang buruk”, tapi lapangan yang licin.

Tanda-Tanda Market Sedang Jelek

  • Range sempit berjam-jam (ATR intraday turun tajam, price coiling).
  • False break berulang: breakout 5–10 menit lalu retrace penuh.
  • Volume/likuiditas rendah (sering di sesi sepi atau libur bank).

Checklist “Lapangan Licin”

  • Apakah R:R realistis tercapai? Kalau tiap swing cuma 0.5R, mending lewat.
  • Apakah arah mayor jelas (tren) atau data memberi bias kuat? Kalau abu-abu, skip.
  • Apakah break-retest memberikan follow-through minimal 1R? Jika tidak, jangan maksa.

Apa yang Dilakukan Saat Menepi

  • Ganti modus: dari “ambil peluang” ke “amati pola”. Tandai level penting untuk besok.
  • Kurangi time-in-market: tunggu katalis yang jelas (open sesi, rilis data, level di-hold kuat).

Situasi #3: Mental Tidak Stabil—Kurang Tidur, Emosi Tinggi, atau Tilt

Kamu adalah sistem operasinya akunmu. Kalau OS-nya crash, aplikasinya (strategi) ikut ngaco. Kurang tidur, masalah pribadi, atau euforia berlebihan adalah racun eksekusi. Hasilnya: geser SL, FOMO, balas dendam—semua dosa klasik dalam satu paket all-you-can-lose.

Tanda-Tanda Kamu Sedang Tidak Layak Trading

  • Durasi tidur < 6 jam, konsentrasi terseok-seok.
  • Emosi tinggi: marah, sedih, atau terlalu bahagia usai profit besar.
  • Mengabaikan checklist dengan alasan “kali ini pengecualian”.

Checklist “Kelayakan Mental”

  • Skor fokus (0–10) ≥ 7?
  • Skor emosi (tenang) ≥ 7?
  • Siap menutup platform bila 2 loss berturut terjadi? Kalau “tidak”, jangan mulai.

Apa yang Dilakukan Saat Menepi

  • Detoks 24 jam: tidur, olahraga ringan, journaling emosi, reset lingkungan kerja.
  • Rencanakan sesi singkat besok dengan lot kecil terlebih dulu.

Situasi #4: Setelah Hasil Ekstrem—Streak Menang atau Kalah

Dua kemenangan besar berturut-turut? Ego naik. Tiga kekalahan kecil beruntun? Frustrasi naik. Dua-duanya sama-sama berbahaya. Setelah hasil ekstrem, pikiran kita jarang netral.

Tanda-Tanda Kamu Harus Istirahat

  • Win streak: muncul dorongan menaikkan lot di luar plan, entry lebih sering dari biasa.
  • Loss streak: keinginan “balik modal sekarang juga”, melompat setup.

Checklist “Streak Guardrail”

  • Loss cap harian 2R tercapai? Stop.
  • Loss cap mingguan 4R tercapai? Libur 2 hari, audit.
  • Win cap harian (mis. +3R) tercapai? Tutup platform; jangan ubah hari bagus jadi biasa saja.

Apa yang Dilakukan Saat Menepi

  • Review dingin 10–20 trade terakhir: edge, kepatuhan, distribusi R.
  • Kembali dengan ukuran risiko semula; jangan naikan sizing hanya karena mood bagus.

Framework Keputusan Singkat: “Lampu Lalu Lintas”

  • Hijau: Struktur jelas, volatilitas sehat, mental stabil, tidak ada news besar segera. → Eksekusi.
  • Kuning: Salah satu variabel rapuh (market choppy/mental capek). → Kecilkan risiko atau menepi.
  • Merah: News besar sebentar lagi, spread liar, kamu lelah/emosional. → Tutup platform.

Ritual Harian Saat Memilih Tidak Trading

Pra-Pasar (10–15 Menit)

  • Cek kalender: tandai jam bahaya dan jam favorit.
  • Mark level: support/resistance harian, area value, struktur mayor.
  • Tulis dua skenario “jika–maka”. Jika tidak terjadi: no trade, bukan tragedi.

Pasca-Pasar (10 Menit)

  • Dokumentasi: apa tanda yang membuatmu menepi hari ini.
  • Update watchlist untuk besok: pair/level yang matang.

Contoh Mini Kasus

Seorang day trader GBPUSD melihat kalender: BoE rate decision 45 menit lagi. Spread mulai melebar, price whipsaw di area resistance. Ia memutuskan menepi. 30 menit pasca-news, spread normal, struktur baru terbentuk: break-retest yang rapi dengan R:R 1:2 tercapai. Tanpa FOMO, ia masuk sesuai plan dan menyelesaikan hari di +1.8R. Menepi menghindarkan -2R impulsif pra-news. Modal dan mental terselamatkan.

FAQ Mini

“Kalau tiap hari menepi, kapan cuannya?”

Bukan “tiap hari”. Kamu menepi hanya saat edge rendah. Sisanya, eksekusi seperti biasa. Trading itu soal memilih pertempuran, bukan bertarung di setiap detik.

“Boleh nggak tetap trading saat news tapi lot kecil?”

Boleh kalau strategimu memang dirancang untuk itu dan kamu paham risikonya (slippage, spread, volatilitas). Kalau tidak, beter menepi daripada beramal ke broker.

“Bagaimana kalau market chop berhari-hari?”

Turunkan ekspektasi, pilih setup higher-timeframe, atau pindah ke pair yang lebih “hidup”. Sementara, jaga peluru kering.

Kesimpulan: Menepi Itu Keahlian, Bukan Kemalasan

Empat situasi yang sebaiknya kamu hindari untuk entry: (1) menjelang/tepat setelah news besar, (2) kondisi market jelek, (3) mental sedang tidak stabil, dan (4) setelah streak menang/kalah yang ekstrem. Keputusan untuk tidak trading adalah bagian dari edge—ia menjaga modal, fokus, dan kualitas keputusanmu. Disiplin menepi hari ini bisa berarti peluang profit lebih bersih besok.

Suka insight sarkas tapi ngena tentang psikologi dan manajemen trading? Follow akun social media INVEZTO. Biar tiap kali tanganmu gatal mau FOMO, ada pengingat ramah—dan sedikit pedas— untuk kembali ke rencana, bukan ke drama.

You may also like

Related posts