
Banyak trader terlalu fokus pada cara masuk pasar (entry), tapi melupakan hal yang sama pentingnya: kapan dan bagaimana keluar. Artikel aslinya dari BabyPips mengajak kita bertanya 4 pertanyaan penting sebelum memutuskan keluar dari trading. Di versi ini, aku bakal uraikan kembali dengan gaya ringan (dan sedikit sinis), supaya kamu nggak jadi korban exit yang dibuat asal-asalan.
“Begin with the end in mind.” — Kalau kamu masuk posisi tanpa tahu rute keluarnya, kamu bisa tersesat. Masuk ke pasar itu seperti memulai perjalanan ke kota yang jauh: kamu butuh tahu kapan akan berhenti, di mana belok, dan kapan harus balik. Begitu juga dalam trading: exit plan bukan bonus, tapi bagian inti dari strategi.
Berapa banyak dari modalmu yang rela kamu “korbankan”? Kalau kamu tidak tahu batas risikomu, kamu bisa saja terbakar parah. BabyPips menekankan bahwa manajemen risiko adalah inti yang memisahkan trader dari penjudi. Jadi: tetapkan dulu “berapa persen akun yang rela hilang” sebelum kamu membuka posisi.
Ini pertanyaan klasik yang sering diabaikan: kapan kamu akan berhenti ketika posisi melawanmu? Stop loss bukan musuh — justru penyelamat dompetmu. Tapi jangan terlalu sempit sehingga setiap sentuhan pasar membuatmu terkena; beri ruang yang wajar agar trade punya “nafas”.
Pasar itu liar dan suka ngotot. Ada event berita, laporan ekonomi, pidato bank sentral, dan jadwal kejutan lainnya. Jadi rencanakan skenario pembatalan: misalnya, “jika data inflasi keluar jauh di atas ekspektasi → saya keluar dulu.” Dengan demikian, jika pasar berubah drastis — kamu punya “jalan keluar”.
Ada yang bilang: “Wah, kalau bukan besok sudah kabur.” Tapi kenyataannya, waktu memegang posisi itu penting untuk skenario ekspektasi. Trader jangka panjang bisa tahan berminggu–bulan; sementara trader harian atau swing mungkin hanya beberapa jam atau hari saja. Mengetahui batas waktu membuatmu tahu kapan harus re-evaluasi, bukan sekadar berharap tanpa dasar.
Katakanlah kamu membuka posisi buy di pair EUR/USD dengan aturan:
Jika semua berjalan sesuai — kamu bisa tahan hingga 100 pip. Tapi kalau tiba-tiba data ekonomi gila-gilaan muncul di hari kedua, exit otomatis terjadi berdasarkan rencana. Kamu tidak terjebak berharap diameter dunia berubah.
Intinya: exit plan bukan barang tambahan — itu bagian tak terpisahkan dari strategi yang matang. Jangan berharap bisa “ngikut insting” ketika pasar berubah — kamu harus punya jawaban sebelum pasar berkata “kamu gagal”.
Kalau kamu membiasakan diri menjawab keempat pertanyaan ini sebelum setiap trade — risiko emosionalmu akan jauh lebih kecil, mentalmu lebih siap, dan keputusanmu lebih tegas.
Kalau kamu ingin terus dapat insight praktis tentang strategi, psikologi trading, dan tips simpel agar trading tidak jadi drama — follow akun sosial media INVEZTO sekarang juga. Di sana kami rutin bagikan edukasi ringan tapi jitu agar kamu bisa tetap tenang menghadapi pasar yang kadang gila.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...