
Jujur saja, banyak trader bangkrut bukan karena strategi jelek, tapi karena kebiasaan buruk yang dipelihara dengan penuh cinta. Mulai dari overtrading, balas dendam setelah loss, sampai kebiasaan geser-geser stop loss. Akhirnya akun bocor, modal habis, lalu bilang “trading itu scam”.
Padahal, kebiasaan buruk bisa diperbaiki. Bukan dengan doa atau jampi-jampi, tapi dengan langkah sadar dan konsisten. Yuk, kita bahas tiga cara memutus siklus toxic ini.
Tahap pertama paling penting: akui bahwa kamu punya kebiasaan buruk. Banyak trader lebih sibuk nyalahin broker, spread, atau kucing tetangga ketimbang ngaca ke diri sendiri. Selama kamu masih denial, kebiasaan itu bakal terus jadi bom waktu.
Tips: Catat kebiasaan toxic-mu, meski terasa memalukan. Ingat, yang kamu lawan itu bukan pasar, tapi egomu sendiri.
Percuma kalau kamu cuma berhenti dari kebiasaan buruk tanpa ganti dengan sesuatu yang lebih sehat. Otakmu butuh substitusi, kalau nggak ya kambuh lagi.
Tips: Buat checklist sebelum entry. Kalau ada aturan yang nggak terpenuhi, berarti itu bukan trade yang layak.
Jangan cuma berharap kebiasaan buruk hilang dengan sendirinya. Kamu perlu evaluasi konsisten, biar bisa lihat apakah ada perbaikan nyata atau cuma sekadar niat baik.
Tips: Kalau susah konsisten, cari partner trading atau grup belajar yang bisa jadi pengingat. Kadang rasa malu ke orang lain lebih efektif daripada janji ke diri sendiri.
Kebiasaan buruk dalam trading itu seperti rayap: kecil, tapi bisa bikin bangunan (akun) ambruk. Untuk mengatasinya, mulailah dengan sadar diri, ganti dengan kebiasaan sehat, dan evaluasi konsisten. Perubahan nggak instan, tapi kalau disiplin, akunmu bakal lebih sehat dan kepalamu lebih tenang.
Mau dapet lebih banyak insight sarkas tapi ngena soal psikologi trading? Follow akun social media INVEZTO. Karena kalau nggak belajar dari kebiasaan buruk, yang konsisten hanyalah saldo minus.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...